"Hari ini kamu udah belajar jadi mereka" |
Aku hanya terdiam.
"Enak kan jadi mereka, bisa manfaatin orang
seenak udelnya" |
Aku tambah terdiam.
"Ingat gak dulu pas kamu masih jadi babu-babu
istana, kayaknya jumawa banget gitu belain anaknya supaya gak ikut jadi babu
juga. Sekarang malah mau jual apa yang temen-temen lo punya buat kesuksesan
istana"|
Lalu aku teringat sesuatu
***
"Gue bukan babu-babu istana kayak mereka" |
"Mereka? Yang babu istana itu elo, mereka mah tonggak istana, tonggak yang
pengen banget lo dapetin" | kemudian aku diam sambil menyadari
sesungguhnya akulah yang babu-babu istana.
***
"Ingat dulu pas lo gak rela kalau anak lo nari
untuk mereka??"
***
"Nanti malem alicia gak boleh nari lagi, cukup
gue yang rela ngebabu di sana tanpa sepeser pun penglihatan, karena dari dulu
gue cuma babu."
***
"Hari ini lo ngerasain jadi mereka kan, bahkan lo
lebih kejam, terlalu sok mengedepankan idealisme"|
Aku masih terdiam
"Lo tuh serakah, mau menang sendiri. Lo tu
pamrih, gak tulus, liat tuh yang lain mereka apa adanya bersuara tanpa
embel-embel kayak lo"
"Sinis banget lo tadi ngeliat Prita, segitu
dendamnya sama wanita cantik yang lo kira abimanyu lebih milih dia"|
"Cukup...." Aku menggagas.
"Gue emang serakah, gue emang jahat. Gue salah
hari ini." Aku tak bisa menangis.
"Aku hanya babu-babu istana yang aku yakin sampai
kapanpun takkan pernah mendapat tonggaknya, bahkan orang lain yang cuma ngebabu
sekali udah bisa jadi tonggak, bahkan dia nolak jadi tonggak. Aku hanya manusia
yang terus berusaha lewat per-babu-an ini bergerak bukan untuk mendapatkan
tonggak karena itu salah. Aku ingin istana hidup, tidak mati. Maafkan aku, jika
hari ini banyak saudaraku yang tersakiti. Aku memang babu kurang ajar, mungkin
ini alasannya aku tidak akan pernah jadi tonggak sampai kapanpun. Aku minta
maaf."
"Untuk menjadi pahlawan, semua punya pilihan, mau dengan pengorbanan yang menyakitkan atau keberanian yang berlandaskan pemikiran." |
"Aku juga dulu melakukan hal yang sama, aku pergi ke atas meninggalkan kebabuan ini, aku pergi padahal seharusnya aku bisa makan malam dengan para raja, namun kutukar semua keindahan itu dengan pengorbanan yang jauh lebih indah. Kutukar semuanya karena kuletakkan diriku di sanubari mereka, apa yang mereka kerjakan bersama usahaku maka aku ada di sana."
"Sekarang mungkin saatnya kalian yang belajar, bukan belajar menjadi aku, tapi ini hanya secuil ujian apakah aku benar-benar tulus saat itu, saat ini. Maafkan jika banyak hati yang tergores keegoisanku hari ini. Mungkin posisi babu-babu istana memuncak tahun ini."
Jatinangor - Unpad
25/11/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar